Rabu, 13 Maret 2013

Tugas Menentukan Kohesi dan Koherensi di dalam Berita.


Ini Tamparan Keras Buat Dahlan Iskan Terkait Harga Elpiji

TRIBUNnews.comOleh Adiatmaputra Fajar Pratama | TRIBUNnews.com
Ini Tamparan Keras Buat Dahlan Iskan Terkait Harga Elpiji
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepii), Sofyano Zakaria menilai, tidak disetujuinya harga LPG 12 kg dinaikan oleh Pertamina, menjadi tamparan keras buat Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN.
"Dengan tidak disetujuinya Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian," kata Sofyano, dalam siaran persnya Minggu (10/3/2013).
Dengan kegagalan ini, lanjut dia harusnya Dahlan Iskan secara ikhlas meminta mundur dari jabatan Menteri BUMN. "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan Iskan sebagai menteri yang membawahi Pertamina," tukasnya.
Ditambahkan, kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN. "Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.” Namun ini belum pernah.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.
KOHESI DAN KOHERENSI
Paragrap 1
Tidak ada.
Paragrap 2
1.      Piranti koherensi
Pernyataan Sofyan yang berisi "Dengan tidak disetujuinya Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian," mengartikan bahwa ia menyindir Dahlan Iskan tidak bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari kata “tidak mampu” yang diucapkannya.
Paragrap 3
1.      Piranti kohesi referensi anaphora
Kata “dia” pada paragrap 3 yang  merupakan acuan dari “Sofyano” pada paragrap 2. Kata ganti “dia” yang merupakan acuan dari “Sofyano” yang telah disebutkan terlebih dahulu.
2.      Piranti kohesi subtitusi
Kata “tukasnya” pada paragraph 3 yang merupakan penggantian dari “Sofyan” pada paragrap 2. Telah disebutkan terlebih dahulu, bahwa yang memberikan pendapat di atas adalah Sofyan, maka cukup diberi kata ganti “nya” untuk menyatakan pendapat Sofyan selanjutnya.
3.      Piranti koherensi
Pernyataan Sofyan yang berisi "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan Iskan sebagai menteri yang membawahi Pertamina," mengartikan bahwa ia menyindir dan meremehkan Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN. Hal ini terlihat dari kata “tamparan keras” yang berarti peringatan untuk Dahlan Iskan agar bisa bekerja lebih baik lagi.
Paragrap 4
1.      Piranti kohesi pengulangan penuh
LPG 12 kg yang ada di kalimat 1 diulang lagi pada kalimat 2 dalam bentuk ujaran. Kalimat pertama yaitu, “Ditambahkan, kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN.” Kemudian diulang lagi pada kalimat kedua dalam bentuk ujaran, yaitu "Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.”
2.      Piranti kohesi ketidakserasian
Kata “namun” pada kalimat ketiga merupakan pertentangan dari kalimat sebelumnya.
"Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.” Kemudian dilanjutkan dengan “Namun ini belum pernah” yang berarti pada kenyataannya tidak sesuai dengan kalimat sebelumnya dan ini merupakan pertentangan dari kalimat kedua.
Paragrap 5
1.      Piranti kohesi referensi katafora
Kata “saat ini” pada kalimat kedua merupakan penunjuk waktu yang menyatakan bahwa sekarang Pertamina menjual elpiji dengan harga Rp 70.200 per tabung.
Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung.

Kata “tahun ini” pada kalimat ketiga merupakan penunjuk waktu yang menyatakan bahwa di tahun sekarang Pertamina menargetkan peningkatan penjualan elpiji dari tahun sebelumnya. “Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

2.      Piranti kohesi pengulangan penuh
Kata “per tabung” pada kalimat pertama yang kemudian diulang lagi pada kalimat kedua.
Kalimat pertama yaitu, “Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung.” Kemudian diulang lagi pada kalimat kedua “Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung.

Kata “Pertamina” pada kalimat pertama yang diulang lagi pada kalimat kedua dan ketiga.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

Kata “elpiji” pada kalimat pertama diulang lagi pada kalimat kedua dan ketiga.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar