Rabu, 20 Maret 2013

Prinsip Kerja Sama


            PRINSIP KERJA SAMA    

            Prinsip kerjasama di dalam tindak tutur, dalam hal ini kami  mencoba melakukan penganalisisan terhadap tuturan dalam acara Grand Final IMB di Stasiun Televisi Trans Tv pada tanggal 16 Oktober 2012. Oleh Omesh, Putri Ayu, Adi M.S, Asri Welas, dan Arman Maulana.

Transkrip tuturan Omesh dan Putri Ayu.

Omesh:           Putriii Ayu. .
                        Seperti yang kita ketahui kamu ngefans dengan Sarah Bretmen dari luar                              negeri. Kalau dari Indonesia kamu ngefans sama siapa?
Putri Ayu:       Penyanyi favorit aku banyak seperti Abi Manyu, Gita Gutawa dan masih                            banyak lainnya. (Maksim Kuantitas dan Kualitas)
Omesh:           Jadi kamu suka banget ya dengan dunia seriosa?
Putri Ayu:       Iya. . .( Maksim Kuantitas)
Omesh:           Oke baiklah!
                        Sekarang kita persilahkan Mas Adiii M.S!

Transkrip tuturan oleh Adi M.S dan Putri Ayu.
Adi M.S:        Lagu apa yang akan dibawakan Putri Ayu sekarang?
Putri Ayu:       Kali ini saya akan membawakan lagu Burung Camar. (Maksim Kuantitas dan                                 Kualitas)
Adi M.S:        Ooo burung camar (sambil tepuk tangan) (Maksim Cara)
                        Kamu tau pertama kali burung camar dinyanyikan dimana?
                        (penonton gaduh dan tepuk tangan lagi)

            Pada bagian ini Putri Ayu tidak melaksanakan prinsip kerjasama dengan Mas Adi M.S karena dia tidak menjawab pertanyaan Mas Adi M.S.

Omesh:           Boleh tenang sebentar penonton!
Adi M.S:        Kamu tahu burung camar dinyanyikan oleh siapa?
Putri Ayu:       Setau saya burung camar dinyanyikan oleh Vina Panduwinata (Maksim                              Kualitas)
Adi M.S:        Bagaimana kamu akan menampilkan lagu burung camar ini?
Putri Ayu:       Saya akan membawakan dengan versi saya sendiri (Maksim Kuantitas)
Adi M.S:        Seperti?
Putri Ayu:       Lihat saja penampilan saya nanti.
           
            Pada bagian ini Putri Ayu tidak melaksanakan prinsip kerjasama dengan Mas Adi M.S karena dia tidak menjawab sesuai pertanyaan Mas Adi M.S.

Adi M.S:        Nanti apa konsepnya?  Tolong lebih jelaskan lagi?
Putri Ayu:       Konsepnya, yaaa layaknya kaya diluar, melihat burung-burung camar. Seperti                               itu. (Maksim kuantitas & maksim kualitas).
Adi M.S:        Ooooo. . (Maksim relasi)
Omesh:           Mungkin akan ditambahkan akting sedikit ya? (Maksim relasi)
Putri Ayu:       Iya, dan ada tambahan koreografi sedikit (Maksim Kuantitas)
Omesh:           Nah, banyak sudah banyak kita dapat bocoran. Selanjutnya, silahkan
                        Mba Asri.
Asri:               Kalau asri mau nanya, (penonton gaduh dan tepuk tangan)
Armand:         Mba Asri mau nanya apa sih? Mau ngajak main gitar lagi?
Asri:               BUKAAANNNNNNN. . . (Maksim Kuantitas)
Omesh :          Suaranya seriosa bangeeet. . (Maksim Relasi)
Asri:               Bentar, bentar. (Maksim Relasi)
                        Kalau burung kakaktua siapa yang nyanyi?
Putri Ayu:       Heheee. . .

            Pada bagian ini Putri Ayu tidak melaksanakan prinsip kerjasama dengan Mba Asri Welas,  karena dia tidak menjawab sesuai pertanyaan Mba Asri Welas.

Asri:               Ehh, bercanda, bercanda.  Asriii kan, selalu liat Putri Ayu nyanyi. (Maksim                                    Relasi)
                        Putri ayu kira kira mau jadi kaya siapa?
Putri Ayu:       Aku mau jadi kaya Sarah Bretmen (Maksim Kuantitas & Kualitas)
Omesh:           Mba Asri, mungkin ingin menyumbangkan suaranya seperti seriosa tadi?
Asri:               Oooh, tidak!  Jangan, jangan saya kebnyakan makan cabe tadi.
                                   
            Pada bagian ini Mba Asri Welas tidak melaksanakan prinsip kerjasama dengan Omesh, karena dia menjawab melebihi pertanyaan yang ditanyakan oleh Omesh.

Omesh:           Mas Arman Maulana ingin menambahkan?
Arman:           Saya suka aja Putri Ayu akan membawaakan lagu Burung Camar, yang                                            pertama kali dulu dibawakan oleh Vina Panduwinata. (Maksim Relasi)
                        Berarti putri sekarang akan membawakan dengan cara Putri.
                        Lagu ini pilihan kamu sendiri kan?
Putri Ayu:       Iya. (Maksim Kuantitas & Kualitas)
Arman:           Bukan permintaan juri kemarin kan?
Putri Ayu:       Iya, bukan. (Maksim Kuantitas & Kualitas)
Arman:           Kamu bener awalnya penyanyi pop?
Putri Ayu:       Iya, bener. (Maksim Kuantitas & Kualitas)
Arman:           Sebenarnya,  kamu sekarang,  kamu mau jadi penyayi apa arahnya?
                        Pop,  jazz atau rock atau seriosa?
Putri Ayu:       Kalau saya sih, pengennya jadi penyanyi serba bisa.
           
            Pada bagian ini Putri Ayu tidak melaksanakan prinsip kerjasama dengan Mas Arman Maulana, karena dia tidak menjawab sesuai pertanyaan Mas Arman Maulana.

Arman: (tepuk tangan) Wooww! Penyanyi serba bisa. . . (Maksim Relasi)
Omesh: Baiklah, langsung saja. Kita sambut penampilan Putriii Aaayuu. . !










Rabu, 13 Maret 2013

Tugas Menentukan Kohesi dan Koherensi di dalam Teks Berita


Ini Tamparan Keras Buat Dahlan Iskan Terkait Harga Elpiji

TRIBUNnews.comOleh Adiatmaputra Fajar Pratama | TRIBUNnews.com
Ini Tamparan Keras Buat Dahlan Iskan Terkait Harga Elpiji
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepii), Sofyano Zakaria menilai, tidak disetujuinya harga LPG 12 kg dinaikan oleh Pertamina, menjadi tamparan keras buat Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN.
"Dengan tidak disetujuinya Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian," kata Sofyano, dalam siaran persnya Minggu (10/3/2013).
Dengan kegagalan ini, lanjut dia harusnya Dahlan Iskan secara ikhlas meminta mundur dari jabatan Menteri BUMN. "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan Iskan sebagai menteri yang membawahi Pertamina," tukasnya.
Ditambahkan, kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN. "Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.” Namun ini belum pernah.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

KOHESI DAN KOHERENSI
Paragrap 1
Tidak ada.

Paragrap 2
1.      Piranti koherensi
Pernyataan Sofyan yang berisi "Dengan tidak disetujuinya Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian," mengartikan bahwa ia menyindir Dahlan Iskan tidak bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari kata “tidak mampu” yang diucapkannya.

Paragrap 3
1.      Piranti kohesi referensi anaphora
Kata “dia” pada paragrap 3 yang  merupakan acuan dari “Sofyano” pada paragrap 2. Kata ganti “dia” yang merupakan acuan dari “Sofyano” yang telah disebutkan terlebih dahulu.
2.      Piranti kohesi subtitusi
Kata “tukasnya” pada paragraph 3 yang merupakan penggantian dari “Sofyan” pada paragrap 2. Telah disebutkan terlebih dahulu, bahwa yang memberikan pendapat di atas adalah Sofyan, maka cukup diberi kata ganti “nya” untuk menyatakan pendapat Sofyan selanjutnya.
3.      Piranti koherensi
Pernyataan Sofyan yang berisi "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan Iskan sebagai menteri yang membawahi Pertamina," mengartikan bahwa ia menyindir dan meremehkan Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN. Hal ini terlihat dari kata “tamparan keras” yang berarti peringatan untuk Dahlan Iskan agar bisa bekerja lebih baik lagi.

Paragrap 4
1.      Piranti kohesi pengulangan penuh
LPG 12 kg yang ada di kalimat 1 diulang lagi pada kalimat 2 dalam bentuk ujaran. Kalimat pertama yaitu, “Ditambahkan, kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN.” Kemudian diulang lagi pada kalimat kedua dalam bentuk ujaran, yaitu "Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.”
2.      Piranti kohesi ketidakserasian
Kata “namun” pada kalimat ketiga merupakan pertentangan dari kalimat sebelumnya.
"Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.” Kemudian dilanjutkan dengan “Namun ini belum pernah” yang berarti pada kenyataannya tidak sesuai dengan kalimat sebelumnya dan ini merupakan pertentangan dari kalimat kedua.

Paragrap 5
1.      Piranti kohesi referensi katafora
Kata “saat ini” pada kalimat kedua merupakan penunjuk waktu yang menyatakan bahwa sekarang Pertamina menjual elpiji dengan harga Rp 70.200 per tabung.
Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung.

Kata “tahun ini” pada kalimat ketiga merupakan penunjuk waktu yang menyatakan bahwa di tahun sekarang Pertamina menargetkan peningkatan penjualan elpiji dari tahun sebelumnya. “Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

2.      Piranti kohesi pengulangan penuh
Kata “per tabung” pada kalimat pertama yang kemudian diulang lagi pada kalimat kedua.
Kalimat pertama yaitu, “Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung.” Kemudian diulang lagi pada kalimat kedua “Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung.

Kata “Pertamina” pada kalimat pertama yang diulang lagi pada kalimat kedua dan ketiga.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

Kata “elpiji” pada kalimat pertama diulang lagi pada kalimat kedua dan ketiga.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.
Tugas Menentukan Kohesi dan Koherensi di dalam Berita.


Ini Tamparan Keras Buat Dahlan Iskan Terkait Harga Elpiji

TRIBUNnews.comOleh Adiatmaputra Fajar Pratama | TRIBUNnews.com
Ini Tamparan Keras Buat Dahlan Iskan Terkait Harga Elpiji
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepii), Sofyano Zakaria menilai, tidak disetujuinya harga LPG 12 kg dinaikan oleh Pertamina, menjadi tamparan keras buat Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN.
"Dengan tidak disetujuinya Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian," kata Sofyano, dalam siaran persnya Minggu (10/3/2013).
Dengan kegagalan ini, lanjut dia harusnya Dahlan Iskan secara ikhlas meminta mundur dari jabatan Menteri BUMN. "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan Iskan sebagai menteri yang membawahi Pertamina," tukasnya.
Ditambahkan, kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN. "Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.” Namun ini belum pernah.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.
KOHESI DAN KOHERENSI
Paragrap 1
Tidak ada.
Paragrap 2
1.      Piranti koherensi
Pernyataan Sofyan yang berisi "Dengan tidak disetujuinya Pertamina menaikkan harga LPG 12 kg yang tadinya sudah mendapat restu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN, dapat diartikan bahwa Dahlan Iskan tidak mampu meyakinkan presiden, Menteri ESDM dan Menko Perekonomian," mengartikan bahwa ia menyindir Dahlan Iskan tidak bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari kata “tidak mampu” yang diucapkannya.
Paragrap 3
1.      Piranti kohesi referensi anaphora
Kata “dia” pada paragrap 3 yang  merupakan acuan dari “Sofyano” pada paragrap 2. Kata ganti “dia” yang merupakan acuan dari “Sofyano” yang telah disebutkan terlebih dahulu.
2.      Piranti kohesi subtitusi
Kata “tukasnya” pada paragraph 3 yang merupakan penggantian dari “Sofyan” pada paragrap 2. Telah disebutkan terlebih dahulu, bahwa yang memberikan pendapat di atas adalah Sofyan, maka cukup diberi kata ganti “nya” untuk menyatakan pendapat Sofyan selanjutnya.
3.      Piranti koherensi
Pernyataan Sofyan yang berisi "Dengan membiarkan Pertamina rugi secara terus menerus di sektor bisnis LPG 12 kg jelas merupakan tamparan keras yang telak kepada Dahlan Iskan sebagai menteri yang membawahi Pertamina," mengartikan bahwa ia menyindir dan meremehkan Dahlan Iskan sebagai menteri BUMN. Hal ini terlihat dari kata “tamparan keras” yang berarti peringatan untuk Dahlan Iskan agar bisa bekerja lebih baik lagi.
Paragrap 4
1.      Piranti kohesi pengulangan penuh
LPG 12 kg yang ada di kalimat 1 diulang lagi pada kalimat 2 dalam bentuk ujaran. Kalimat pertama yaitu, “Ditambahkan, kerugian Pertamina di sektor bisnis LPG 12 kg yang jumlahnya sudah belasan triliun rupiah seharusnya menjadi beban berat bagi Menteri BUMN.” Kemudian diulang lagi pada kalimat kedua dalam bentuk ujaran, yaitu "Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.”
2.      Piranti kohesi ketidakserasian
Kata “namun” pada kalimat ketiga merupakan pertentangan dari kalimat sebelumnya.
"Ketika kebijakan untuk menaikan harga ini ditolak dengan tanpa memiliki dasar hukum, harusnya Dahlan memperjuangkan agar LPG 12 kg ditetapkan sebagai LPG bersubsidi.” Kemudian dilanjutkan dengan “Namun ini belum pernah” yang berarti pada kenyataannya tidak sesuai dengan kalimat sebelumnya dan ini merupakan pertentangan dari kalimat kedua.
Paragrap 5
1.      Piranti kohesi referensi katafora
Kata “saat ini” pada kalimat kedua merupakan penunjuk waktu yang menyatakan bahwa sekarang Pertamina menjual elpiji dengan harga Rp 70.200 per tabung.
Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung.

Kata “tahun ini” pada kalimat ketiga merupakan penunjuk waktu yang menyatakan bahwa di tahun sekarang Pertamina menargetkan peningkatan penjualan elpiji dari tahun sebelumnya. “Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

2.      Piranti kohesi pengulangan penuh
Kata “per tabung” pada kalimat pertama yang kemudian diulang lagi pada kalimat kedua.
Kalimat pertama yaitu, “Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung.” Kemudian diulang lagi pada kalimat kedua “Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung.

Kata “Pertamina” pada kalimat pertama yang diulang lagi pada kalimat kedua dan ketiga.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.

Kata “elpiji” pada kalimat pertama diulang lagi pada kalimat kedua dan ketiga.
Pertamina berencana menaikkan harga elpiji menjadi Rp 95.600 per tabung. Saat ini, Pertamina masih menjual gas elpiji 12 kg tersebut dengan harga Rp 70.200 per tabung. Tahun ini, Pertamina menargetkan bisa menjual sebanyak 1,1 juta metrik ton (MT) gas elpiji atau naik dari penjualan 2012 yang mencapai 911 ribu MT.